March 28, 2012
what you can grab at Bromo Crater
Bromo such a beautiful place! Itu kesan pertama yang di dapet kalo pergi ke sana. Sampe di sana kira-kira jam 4 pagi, dari penginapan di Probolinggo berangkat jam 2 pagi naik elf dan nyambung naik jeep, cuaca dan anginnya bener-bener ekstrim. Dinginnya udara bener-bener nusuk lewat hidung dan rasanya sampe bikin ngilu tulang. Baru sampe sih gada yang bisa keliatan jelas, cuma berasa banget dinginnya. Tiupan anginnya juga cukup kuat buat nyapu orang-orang yang berbadan kurus. Tapi semua terbayar saat mataharinya udah mulai tinggi. Meskipun akses menuju spot buat liat sunrise nya bener-bener offroad (karena hujan yang cukup gede dan pasca meletus), tapi bener-bener ga kecewa!!!
And This is It The Beautiful Bromo
the new water line, soft and dangerous |
speechless |
so up and down but still got the dawn |
misty morning |
inside the water line, is it nice huh? |
greaaaaat |
long journey |
the jeepers :D I love the colours by the way |
thats meeeeeeeeeeeee ow :D |
bright but Ms. Misty still won't to hide |
the temple of the Tenggerese |
freeeeeeeeeeeeeeeeeeeee |
the stair looks tired and so does the climber, LOL! |
what a coincidence!:p |
One of a nice place if you go to the East Java, try this!:D
January 25, 2012
Sun and The Rain
Today the sun's bright rays didn't show, the smile of the sun obscured by the dark black clouds and accompanied by the strains of strong winds. Not long after, came the rain. Slowly but surely the rain gradually remove the black cloud from the sky.
The clouds were back to white and very visible in the blue sky, at the same time the rain went away, go away and eventually stopped and disappeared.
Then, the sun ask a question to the white cloud, "hey, my friend white clouds, I didn't see the rain. How to see the rain?" The white clouds answered, "The rain will come if you are in trouble. And he will go when you are able to smile back at the blue sky."
Lyric of the month
"I Would Do Anything For You"
(Foster The People)
Never wanna stand up for myself
Never wanna get in the way, I said it
I don’t know what the plan is,
But you can share with me, ‘cause I’ll
Be listening here,
To everything you say, I won’t turn away
And I will listen, open up my heart and
I must say that I love you, so
Oo la love, I’ve fallen in love, and it’s better this time than ever before
Oo la love, I’ve fallen in love, and it’s better this time than I’ve ever known
Every day is a battle I face
Strange life i live but its what you've decided
I’ll give it all into your hands,
Do what you will with me, and oh
I’ll smile when you speak
Remember all those times I was hoping for something
And shaking my head from all I have done
But you never left me
Oo la love, I’ve fallen in love, and it’s better this time than ever before
Oo la love, I’ve fallen in love, and it’s better this time than I’ve ever known
Oo la love, I’ve fallen in love, and it’s better this time than ever before
Oo la love, I’ve fallen in love, and it’s better this time than I’ve ever known
Give it up for you, I would give it up for you
I would give it up for you, I’d do anything for you
Oo la love, I’ve fallen in love, and it’s better this time than ever before
Oo la love, I’ve fallen in love, and it’s better this time than I’ve ever known
Oo la love, I’ve fallen in love, and it’s better this time than ever before
Oo la love, I’ve fallen in love, and it’s better this time than I’ve ever known
I have fallen in love
I have fallen in love
I have fallen in love
January 24, 2012
Foto terakhir di perbatasan Baduy Luar dan Baduy Dalam
Esok hari setelah menginap semalam di Baduy Luar, kami sekelompok pergi untuk mengunjungi Baduy Dalam yaitu desa Cibeo, dengan trekking kurang lebih selama 3 jam dengan turun naik gunung dan menyebrangi sungai. Dengan tanjakan salah satu tanjakan terkenalnya yaitu "Tanjakan Cinta."
Ini salah satu foto di mana terakhir kalinya kami dibolehkan untuk mengaktifkan alat-alat elektronik. Atau disebut juga dengan perbatasan antara Baduy Luar dan Baduy Dalam. Setelah jembatan ini, "Tanjakan Cinta" sudah menanti untuk dilewati.
that's me hehe :p |
gadis Baduy |
Jembatan terakhir untuk mencapai Cibeo. Semangaaat! |
Spot foto terakhir di Baduy Luar |
Yang ambil foto banyak jadi bingung hehe :p |
Last bridge!!! |
a. Untuk penderita asma, disarankan membawa obat asmanya, soalnya gue aja sampe minum 3 tablet buat bisa menempuh perjalanan ke Desa Cibeo itu hehe.
b. Bawa coklat atau gula jawa buat nambah energi
c. Bawa air minum buat buat selama diperjalanan.
Lalampang Ka Baduy
Finnaly, tanggal 16 januari 2012 berangkat menuju Baduy! Sebelumnya perjanjian dari anak-anak itu jam 5 pagi di stasiun UI!!! Tapi gue berangkat dari rumah itu jam 5.30 pagi, karena pasti banget ngaret. Setelah sedikit berair mata di kamar mandi rumah karena sedih pamit sama mamapapa dan nangis di halte stasiun UI karena pamit sama pacar, akhirnya berangkat juga gue dengan kereta ekonomi jurusan Tanah Abang jam 7.30 kalo gasalah.
Kita berangkat hampir 30 orang, dan itu semua temen-temen sekelas gue. Karena hari Senin dan berangkat pada hari kerja pertama, udah bisa bayangin kan pasti itu isi kereta kayak apaan. haha. Kita semua bawa tas yang berat dan ukurannya sama kayak orang, jadi perjuangan masuk ke dalem keretanya lumayan lah bisa diperhitungkan.
Sampe di Tanah Abang kira-kira jam 10 lewatan, langsung ada kereta tujuan Rangkas Bitung tapi buat angkut barang, soalnya kereta manusianya udah jalan duluan dan mau gamau harus naik, karena di Rangkas Bitung udah ada supir mobil elf yang udah nungguin rombongan kita di sana. Biaya naik kereta barang itu Rp. 4.000, kalo naik kereta yang seharusnya itu Rp.2.000. Perjalanannya Tanah Abang Rangkas Bitung itu kurang lebih 3 jam. Suasana di kereta barang keren! kita kemaren bareng-bareng sama bebek beserta kandang, dan hasil perkebunan dari masyrakat sana. Segala macem di jual di kereta, jadi kayak Carre**** on board aja. Mulai dari masker, mijon, rokok sampe tas laptop yang harganya cuma Rp.10.000 dan TTS+Pulpen seharga Rp.1.000. Jangan takut kelaperan juga,di kereta juga ada yang jual makanan, dari lontong sayur, nasi uduk, nasi merah sampe nasi rames.
Sampe di Rangkas Bitung itu, hal yang pertama di cari yaitu WC umum:D haha, karena di kereta gada WCnya, jadi sampe Rangkas Bitung baru bisa nyari WC untuk buang air kecil. Di Rangkas Bitung, kita udah di tunggu sama supir elf, karena rombongan kita banyak jadi kita nyewa 2 mobil.
Perjalanan di lanjutkan, rute yang ditempuh sekarang adalah Rangkas Bitung-Ciboleger. Perjalanannya gak lama-lama banget, kurang lebih 2 jam. Sampe di Ciboleger, kita makan siang di rumah makan setempat, sebelum melanjutkan trekking ke desa Balimbing di mana salah satu desa yang dihuni oleh masyarakat Baduy Luar. Guide kita untuk 3 hari 2 malam di suku Baduy itu adalah Mul dan adiknya Marno. Mereka itu adalah anak dari masyarakat Baduy Luar yang mana rumah mereka nanti dijadiin homestay kita selama tinggal di sana.
Udah kenyang, dan istirahat sebentar, perjalanan yang sesungguhnya baru aja dimulai. HORAAAAAAY!!! Sebelum kita masuk ke Suku Baduy, beberapa perwakilan dari rombongan kita itu harus datang menemui Jaro untuk mengurus perijinan. Jaro adalah kepala desa dari Suku Baduy Luar. Setelah selesai mengenai perijinan, kita semua jalan menyusuri desa-desa dan naik turun bukit selama 30 menit untuk mencapai rumha Mul dan Marno.
Sampai di rumah Mul dan Marno, Teteh, ibu dari Mul dan Marno, menjamu kita dengan air segaaaaar dan beberapa buah-buahan hasil hutan di sana, seperti duku dan rambutan. Suasananya beda banget sama di Jakarta. Sama sekali gada yang namanya alat transportasi. Jangankan Mobil atau Motor, Sepeda aja tuh gada!!! dan yang paling beda tuh di sana gada listrik, jadi mesti bawa headlamp atau senter kalo mau ke belakang:D
Suggestion:
a. Bawa perlengkapan yang menunjang kita hidup di sana, seperti headlamp, senter, raincoat, baju tebal, dan obat-obatan pribadi kayak alergi, dll.
b. Bawa bahan makanan sendiri, karena di sana kita dimasakin oleh teteh dari bahan makanan yang kita bawa, dan buat yang cewe-cewe disarankan buat bantuin teteh masak.
c. Bawa baju secukupnya, gausah banyak-banyak kayak orang mau pindahan.
d. Gausah bawa alat yang membutuhkan listrik, kayak charger handphone, flat iron atau bahkan hair driyer.
e. Bawa uang yang lumayan banyak buat yang suka belanja, soalnya di sana jual kain tenun, kain sarung, baju baduy, dan tas-tas khas orang baduy:D buat baju kisaran Rp.60.000, tas Rp. 25.000 - Rp. 50.000, buat kaos, Rp.20.000 - Rp. 27.000, kain Rp. 30.000 - Rp. 75.000. gelang-gelangan anyam Rp. 10.000 dapet 5pcs.
f. Di sana susah signal, cuma untuk pemakai indo*** dan sim*** lama, bisa dapet signal dikit-dikit.
g. Rumah yang kita tempatin itu milik, Kang Sarpin, dia itu suka bercocok tanam, jadi kalo ada bawain buku atau majalah tentang tanaman beliau pasti seneng :D
Sampe di Rangkas Bitung itu, hal yang pertama di cari yaitu WC umum:D haha, karena di kereta gada WCnya, jadi sampe Rangkas Bitung baru bisa nyari WC untuk buang air kecil. Di Rangkas Bitung, kita udah di tunggu sama supir elf, karena rombongan kita banyak jadi kita nyewa 2 mobil.
Stasiun UI - Rangkas Bitung Rp.10.000 |
Bedanya KA angkut barang sama KA angkut manusia, yang di atas KA angkut barang, yang bawah KA angkut manusia. Biar gak ketinggalan kereta, disarankan sampe Tanah Abang itu sebelum jam 10.00pagi. |
Perjalanan di lanjutkan, rute yang ditempuh sekarang adalah Rangkas Bitung-Ciboleger. Perjalanannya gak lama-lama banget, kurang lebih 2 jam. Sampe di Ciboleger, kita makan siang di rumah makan setempat, sebelum melanjutkan trekking ke desa Balimbing di mana salah satu desa yang dihuni oleh masyarakat Baduy Luar. Guide kita untuk 3 hari 2 malam di suku Baduy itu adalah Mul dan adiknya Marno. Mereka itu adalah anak dari masyarakat Baduy Luar yang mana rumah mereka nanti dijadiin homestay kita selama tinggal di sana.
Udah kenyang, dan istirahat sebentar, perjalanan yang sesungguhnya baru aja dimulai. HORAAAAAAY!!! Sebelum kita masuk ke Suku Baduy, beberapa perwakilan dari rombongan kita itu harus datang menemui Jaro untuk mengurus perijinan. Jaro adalah kepala desa dari Suku Baduy Luar. Setelah selesai mengenai perijinan, kita semua jalan menyusuri desa-desa dan naik turun bukit selama 30 menit untuk mencapai rumha Mul dan Marno.
Sampai di rumah Mul dan Marno, Teteh, ibu dari Mul dan Marno, menjamu kita dengan air segaaaaar dan beberapa buah-buahan hasil hutan di sana, seperti duku dan rambutan. Suasananya beda banget sama di Jakarta. Sama sekali gada yang namanya alat transportasi. Jangankan Mobil atau Motor, Sepeda aja tuh gada!!! dan yang paling beda tuh di sana gada listrik, jadi mesti bawa headlamp atau senter kalo mau ke belakang:D
anak-anak cowo yang lagi bertelanjang dada, baru sampe di rumahnya Kang Sarpin |
Jalanan di blok-blok perumahan Suku Baduy |
Rumah tampak depan masyarakat Baduy Luar |
Rumah masyarakat Baduy Luar |
Suggestion:
a. Bawa perlengkapan yang menunjang kita hidup di sana, seperti headlamp, senter, raincoat, baju tebal, dan obat-obatan pribadi kayak alergi, dll.
b. Bawa bahan makanan sendiri, karena di sana kita dimasakin oleh teteh dari bahan makanan yang kita bawa, dan buat yang cewe-cewe disarankan buat bantuin teteh masak.
c. Bawa baju secukupnya, gausah banyak-banyak kayak orang mau pindahan.
d. Gausah bawa alat yang membutuhkan listrik, kayak charger handphone, flat iron atau bahkan hair driyer.
e. Bawa uang yang lumayan banyak buat yang suka belanja, soalnya di sana jual kain tenun, kain sarung, baju baduy, dan tas-tas khas orang baduy:D buat baju kisaran Rp.60.000, tas Rp. 25.000 - Rp. 50.000, buat kaos, Rp.20.000 - Rp. 27.000, kain Rp. 30.000 - Rp. 75.000. gelang-gelangan anyam Rp. 10.000 dapet 5pcs.
f. Di sana susah signal, cuma untuk pemakai indo*** dan sim*** lama, bisa dapet signal dikit-dikit.
g. Rumah yang kita tempatin itu milik, Kang Sarpin, dia itu suka bercocok tanam, jadi kalo ada bawain buku atau majalah tentang tanaman beliau pasti seneng :D
January 23, 2012
introduction
Subscribe to:
Posts (Atom)